Jumat, 06 Juni 2014

Seputar Andragogi dan Pedagogi


 
ANDRAGOGI
-          Pada saat perkuliahan saya dan teman-teman lainnya dituntut untuk mengeluarkan pendapat, ide-ide kreatif dan bahkan saling membantu dalam menyelesaikan persoalan seperti pada saat kerja kelompok, tugas individu yang bersifat pemikiran dan diskusi yang dilakukan.
-          Pembelajaran banyak berpusat pada kasus atau masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata. Di fakultas psikologi setiap harinya saya mendapatkan teori-teori psikologi yang sebenarnya semuanya berhubungan dengan kejadian yang ada pada kehidupan sehari-hari tapi dikemas secara apik dan diberi nama secara psikologis. Seperti belajar Clasical Conditioning (pengondisian klasik) oleh Ivan Vavlov atau id, ego, super egonya Sigmund freud,dll.
-          Sehingga pada saat pembelajaran ini, saya dan teman saya dituntut untuk luwes, bisa memecahkan masalah sendiri dan bersama-sama menentukan penyelesaian jika ada yang tidak sesuai atau berbeda. Ini juga terjadi pada saat diskusi kelompok, saat semua memikirkan alternatif jawaban dan jika masih dirasa kurang memuaskan, teman-teman dari luar kelompok atau dari audiens sendiri yang  mencoba melakukan jawaban dan dosen akan mengetengahkan jawaban jika dirasa persoalan itu tidak dapat titik temu atau malah meluruskan argumen-argumen yang sempat melenceng jauh dari diskusi tersebut.
-          Gaya belajar tidak terpaku pada dosen yang sifatnya fasilitator. Beberapa teori dalam pembelajaran psikologi dituntut pada peserta didiknya sendiri untuk lebih menggali teori tersebut karena biasnya Dosen hanya memberikan pandangan garis besarnya saja dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik sendiri. Jika ingin mendapat pembelajaran yang lebih dalam atau intensif kita harus rajin untuk mencari dan membaca referensi yang lainnya seputar teori yang dibahas.
-          Tugas-tugas yang diberikan diharapkan selesai tepat waktu dengan kecepatan melebihi pembelajaran pada anak-anak. Karena pembelajaran metode ini sudah matang ide-idenya dan biasanya teman-teman dan saya memiliki ide-ide kreatif yang akan dituangkan di dalam suatu tugas.
-          Peserta didik juga sudah memiliki pengalaman yang bersifat membangun atau sesuai dengan studi kasusnya teori psikologi. Contohnya : pada saat belajar Operant Conditioning, kita ambil saja teori tentang punishment (hukuman) pasti teman-teman memiliki pengalaman yang berbeda –beda dalam hukuman yang diterimanya sesuai dengan kehidupan pribadinya.
-          Konstribusi yang temen-temen dan saya lakukan harus saling berkesinambungan atau dengan kata lain tidak ada teman yang hanya diam saja karena pada setiap proses pembelajaran ini kita juga harus dapat Feedback (umpan balik) dari satu orang ke orang lainnya.
-          Ide-ide dan contoh biasanya paling banyak dikembangkan disini yang berasal dari peserta didik itu sendiri. Karena pada saat kuliah juga dosen selalu mengajak para peserta didik untuk lebih menuangkan apa yang ada di pikirannya.
-          Aplikasi-aplikasi yang digunakan pun cenderung levelnya lebih tinggi. Pada saat perkuliahan khususnya statistika, disini pertama kali saya diajarkan untuk mengunakan SPSS dalam mengerjakan perhitungannya sedangkan pada saat SMA dulu kami semua juga belajar statistic tapi tidak pernah diajarakan bahkan tidak ada yang mengenal apa itu SPSS.
-          Peran sosial juga bermain disini, saya dan teman-teman dituntut kompak dan saling menghargai pendapat masing-masing, memberikan apresiasi pada temen-temen yang berani mengutarakan pendapatnya walaupun masih kurang benar. Bersama–sama untuk memahami materi yang diberikan sehingga terjalinnnya komunikasi yang mutualisme antara saya dan temen-temen.
-          Peserta didik dituntut untuk berfokus pada masalah dan pelajaran seutuhnya bersifat mandiri. Disinilah gunanya kontrak kuliah. Setiap mata kuliah yang diberikan pasti mempunyai struktur dan materi apa yang akan dibahas sehingga peserta bisa lebih fokus dalam pencapaian pemahamam pada satu materi dulu sebelum pindah ke materi yang lainnya. Dan proses pembelajaran ini dituntut peserta didiknya yang peduli dan lebih butuh akan ilmu tersebut karena pencapaian dalam pembelajaran ini bersifat pengaplikasiannya pada masa sekarang.

PEDAGOGI
-          Metodenya pada pembelajaran ini saya hanya terfokus untuk mendengarkan materi yang berasal dari guru sehingga bisa mengerti suatu titik fokus pada teori yang sedang dibahas.
-          Pembelajarannya monoton dan hanya bersifat teoritis berdasarkan apa yang tertera dibuku panduan.
-          Tujuan dalam pencapaian belajar uumumnya hanya untuk lulus atau mendapatkan nilai yang tinggi daripada kebutuhannya pada pembelajaran tersebut. Pada saat kuliahlah mindset saya terbuka untuk tidak hanya mementingkan nilai tetapi juga harus menumbuhkan kecintaan dan kebutuhan pada ilmu tersebut agar dapat lebih berhasil dan tidak hanya sekedar mengejar kelulusan, karena kalau hanya kelulusan yang kita kejar bukan ilmunya yang kita kejar maka akan sia-sialah atau ilmu yang kita dapat tidak akan optimal.
-          Gaya belajar terfokus pada buku panduan dan pengetahuan pengajar saja. Contohnya pada saat Ppkn di sekolah dasar atau menengah kita hanya membahas masalah tegang rasa pada apa yang ada di buku dan ditambah pada mindset sang pengajar.
-          Terkadang siswa berkonstribusi sedikit pengalaman. Contohnya terkadang pada saat SMA saya memberikan tanggapan dan pengalaman saya seputar materi yang sedang dijelaskan tetapi materi yang saya peroleh tidak optimal atau bisa dikatakan saya masih sangat kurang informasi pada saat itu, hal ini juga dikarenakan saya juga harus menguasai 5 mata pelajaran yang akan berlangsung pada hari itu juga tanpa membaca referensi yang lainnya untuk materi pada setiap mata pelajaran.
-          Pada saat diskusi pun atau pemberian tanggapan atau melakukan demonstarasi dikelas, guru biasanya menentukan berapa lama seorang siswa melakukan hal tersebut atau cenderung dibatasi.
-          Banyak aplikasi teknologi yang tidak diajarkan karena tidak sesuai dengan kurikulum pendidikan pada saat SD,SMP, bahkan SMA.
-          Semua tugas berorientasi pada pengaturan sang guru tanpa membebaskan siswa untuk mengatur sendiri ataupun mau belajar dengan metode apapun terkadang guru yang menentukan lebih banyak.
-          Cenderung saya dan teman-temen bersaing hanaya untuk mendapatkan nilai tertinggi tanpa mementingkan kedekatan mutualisme.
-          Semua materi  pelajaran terhitung banyak dan titik fokusnya tidak hanya satu seperti : matematika, fisika, kimia, biologi, dll. Beda pada saat kuliah yang kita hanya terfokus pada satu materi saja seperti Psikologi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar